special page | |||
LEADERSHIP PRINCIPLE
“Tetapi sembahlah Aku,(karena) inilah jalan yang lurus.(setan) sungguh telah menyesatkan orang banyak di antara kamu, maka tiadalah kamu menggunakan pikiran?”
QS Yaasiin 36:61-62
Sahabat syar’I, ternyata kita semua itu pemimpin, tapi banyak yang gak tau kalau kita itu pemimpin cari tau yuks….! Selama ini, terjadi kekeliruan pemahaman tentang arti kepemimpinan. Banyak orang mengartikannya sebagai kedudukan atau posisi yang tinggi saja. Sehingga, posisi pemimpin diincar demi mendapatkan kedudukan tinggi dalam sebuah kelompok.
Dengan paradigma itu, sebagian orang akan menghalalkan segala cara untuk menjadi pemimpin. Mulai dengan membeli, menjilat atasan, menyikut lawan, dan cara lainnya. Apabila seorang menjadi pemimpin dengan cara yang tidak benar, maka ia akan menggunakan kekuasaannya untuk mengarahkan, memperalat, bahkan menguasai orang lain agar selalu mengikutinya.Umumnya,jenis pemimpin seperti ini akan memaksakan kekuasaannya dengan tekanan-takanan agar diikuti. Akibatnya, akan lahir pemimpin yang tidak dicintai, tidak disegani, tidak ditaati, bahkan dibenci oleh yang dipimpinnya. Bagaimana pun, alam diciptakan dengan hukum keseimbangan. Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan sesuai dengan neraca keadilan. Ingat mekanisme pegas?
Apabila pegas ditekan, maka ia akan mengeluarkan daya dorong sebesar tekanan yang diberikan
untuk mencapai titik keseimbangannya kembali. Begitu pula dengan jiwa manusia.
Apabila ditekan,maka jiwa itu akan mengeluarkan energi atau daya dorong untuk mencapai titik keseimbangannya kembali. Energi itulah yang akan timbul dalam bentuk perjuangan kemerdekaan, perlawanan, atau revolusi terhadap pemimpin yang zalim.
Tentu kita masih ingat sejarah Hitler, Mussolini, dan Kaisar Hiroito, yang telah mencoba menekan dan menjajah dunia dengan kepemimpinannya. Namun,mereka hancur akibat daya perlawanan yang dahsyat dari bangsa-bangsa yang mereka tekan.Dorongan perlawanan yang hebat tersebut menghantam kembali ke arah diri mereka. Itulah ketetapan Tuhan akan keseimbangan alam semesta. Hukum fisika maupun hukum sosial diciptakan dengan prinsip yang sama, yaitu hokum aksi min reaksi.
Gaya kepemimpinan yang melanggar garis demarkasi Allah tersebut hanya menumbuh suburkan anarkisme dan keganasan hewaniah, sebagaimana disebutkan oleh Thomas Hobbes – Homo homini lupus – manusia menjadi pemangsa manusia lainnya. Itulah yang terjadi ketika yang memimpin hanya otak, tanpa hati nurani. “Langit Ia tinggikan dan diadakan-Nya neraca(keadilan).”QS Ar Rahman (Yang Maha Pemurah) 55: 7
Doa adalah sebuah visi. Keduanya mengandung cita-cita harapan. Muhammad ROsululloh berkata," mulailah dengan doa". Artinya, mulailah dengan sebuah visi.
Ketika disney World pertama kali di buka, nyonya Walt Disney diminta berbicara, karena suaminya telah lebih dulu meninggal. Ketika seseorang berkata: "Nyonya Disney, seandainya Walt Disney bisa melihat Disney World ini,....." dan kemudian Nyonya Disney berdiri dan berkata:" Ia telah melihatnya." walt Disney telah melihat Disney World jauh sebelum hal itu menjadi kenyataan, melihat melalui visinya yang jauh ke depan
0 komentar:
Posting Komentar